BAB I
A.
PENDAHULUAN
Evaluasi hasil belajar terhadap
peserta didik itu perlu dilakukan agar perkembangan peserta didik dapat
diketahui dari waktu ke waktu. Evaluasi hasil belajar peserta didik dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah memahami apa yang telah
disampaikan. Penanggung jawab dari evaluasi itu sendiri adalah pendidik, dimana
agar evaluasi tersebut tercapai maka pendidik perlu memedomani prinsip dan
menerapkan teknik-tekniknya
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Evaluasi Hasil
Belajar Peserta Didik ?
2. Mengapa Evaluasi Hasil
Belajar Peserta Didik Perlu ?
3. Apa Tujuan dan Fungsi
Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik ?
4. Apa saja Teknik-teknik
Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik ?
5. Apa saja Kriteria Evaluasi
Hasil Belajar Peserta Didik ?
6. Apa Tindak lanjut Evaluasi
Hasil Belajar Peserta Didik ?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini yaitu agar Mahasiswa dapat lebih memahami apa itu Evaluasi Hasil
Belajar Peserta Didik, tujuan dan fungsinya, teknik-tekniknya, dan lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Kata evaluasi merupakan
pengindonesiaan dari kata evaluation dalam bahasa inggris, yang lazim diartikan
dengan penaksiran. Kata kerjanya adalah evaluate yang berarti menaksir dan
menilai. Sedangkan orang yang menilai disebut evaluator (Echols, 1975)
Secara terminologis evaluasi
dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
·
Grounlund (1976)
a systematic process of determining the extent to
which intructional objectives are achieved by pupil
·
Nurkancana (1983)
Evaluasi dilakukan berkenaan dengan proses kegiatan
untuk menentukan nilai sesuatu
·
Raka Joni (1975)
Evaluasi merupakan suatu proses di mana kita
mempertimbangkan patokan-patokan tertentu, dimana patokan-patokannya mengandung
pengertian baik-tidak baik, memadai-tidak memadai, memenuhi syarat-tidak
memenuhi syarat. Dengan perkataan lain kita menggunakan value judgement.
2. Alasan perlunya Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
·
Kemampuan mengajar guru akan diketahui, setelah diadakan evaluasi
·
Taraf penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang diberikan
akan diketahui setelah diadakan evaluasi
·
Tingkat kesukaran dan kemudahan bahan ajar yang diberikan kepada
peserta didik akan diketahui, setelah evaluasi
·
Letak kesulitan peserta didik akan diketahui, setelah evaluasi
·
Dapat dimanfaatkan atau tidaknya sarana dan fasilitas pendidikan akan
diketahui setelah adanya evaluasi
·
Macam-macam remidi-remidi yang dapat diberikan kepada peserta didik
yang mengalami kesulitan juga akan diketahui, setelah melihat hasil evaluasi
·
Tujuan pengajaran yang telah dirumuskan akan diketahui seberapa tingkat
pencapaiannya, setelah diadakan evaluasi
·
Pengelompokan peserta didik dapat diketahui, setelah diadakan evaluasi
·
Pengelompokan peserta didik mana yang perlu mendapat prioritas dalam
bimbingan penyuluhan, dan yang tidak menjadi prioritas, diketahui setelah
diadakan evaluasi
3. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Tujuan evaluasi dikemukakan oleh Bukhori (1980)
sebagai berikut:
·
Untuk mengetahui kemajuan anak didik setelah si terdidik menyadari
selama jangka waktu tertentu.
·
Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan yang dipergunakan selama
jangka waktu tertentu.
Fungsi evaluasi dikemukakan
oleh Sahertian (1979) sebagai berikut:
·
Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar
·
Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan belajar dan kemunduran
murid, dapat pula berfungsi sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
kenaikan siswa
·
Untuk menentukan murid dalam suatu kemajuan tertentu
·
Untuk memperoleh data bagi pekerjaan bimbingan dan penyuluhan
·
Untuk memberikan informasi kepada guru, murid, dan orang tua tentang
apa dan sampai dimana hasil kemajuan yang dicapai murid-murid di sekolah
4. Teknik-Teknik Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Apa yang dimaksud dengan
teknik? Teknik adalah suatu cara yang dapat ditempuh oleh seseorang dalam
melakukan sesuatu. Berarti, teknik evaluasi adalah suatu cara yang ditempuh
oleh seseorang dalam mengadakan evaluasi.
Secara garis besar, teknik
evaluasi dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yakni tes dan teknik nontes.
Segala jenis teknik evaluasi yang tidak dapat digolongkan ke dalam tes, dapat
dikategorikan menjadi teknik nontes.
·
Tes
Tes adalah terjemahan dari
kata test dalam bahasa inggris, yang
berarti ujian. Kata kerja transitifnya berarti menguji dan mencoba. Orang yang
mengetes disebut tester, sedangkan yang dites disebut dengan testee (Echols, 1975).
Tes dibedakan menjadi 2 yaitu :
§ Tes Formatif
§ Tes Sumatif
Tes Formatif adalah suatu tes yang
dilaksanakan setetlah selesai pokok bahasan tertentu. Maksud tes formatif
adalah untuk mengetahui seberapa jauh pokok bahasan yang baru saja diberikan
telah diserap oleh peserta didik. Atau, target yang telah ditentukan
sebagaimana yang tercantum dalam tujuan pembelajaran dapat diketahui melalui
tes formatif ini.
Mengingat Tes formatif dapat digunakan untuk
mengukur seberapa jauh Peserta didik dapat menampilkan performansi sebagaimana
yang dikehendaki dalam tujuan pembelajaran yang diberikan, maka dapat menjadi
umpan balik bagi guru. Tes itu dapat memberikan informasi bagi guru, apakah
pembelajaran yang diberikan telah berhasil atau belum. Guru akan dapat
mengambil langkah-langkah perbaikan berkaitan dengan pembelajarannya, setelah mengetahui
hasil tes formatif ini. Berdasarkan tes formatif, guru dapat mencocokkan apakah
hasil belajar peserta didik telah sesuai dengan standar yang ia tentukan
ataukah belum.
Sedangkan Tes Sumatif, adalah tes yang
dilaksanakan pada akhir periode tertentu. Jika pada tes formatif, aksentuasinya
adalah untuk mengetahui tingkat penyerapan peserta didik terhadap keseluruhan
pokok bahasan yang dipaketkan untuk suatu periode tertentu. Dengan perkataan
lain, jika tes formatif bermaksud
mengetahui daya serap peserta didik terhadap materi atau pokok bahasan secara
parsial, maka tes sumatif bermaksud mengetahui daya serap peserta didik
terhadap pokok bahasan secara integratif.
Daya serap peserta didik terhadap pokok-pokok
bahasan pada tes sumatif ini, disamping dibandingkan dengan standar yang dibuat
oleh guru, juga dibandingkan dengan keseluruhan peserta didik yang mengikuti
tes. Dengan demikian, akan diketahui prestasi peserta didik secara individual
dan prestasi peserta didik setelah peserta didik setelah dibandingkan dengan
kelompoknya.
·
Teknik Nontes
Yang dimaksud dengan teknik
non tes adalah teknik evaluasi selain tes. Apa yang ada pada peserta didik,
selain dapat “diteropong” melalui alat seperti tes, dapat juga dilihat melalui
alat nontes. Yang termasuk dengan teknik non tes adalah: observasi, wawancara,
angket, sosiometri, anecdotal record dan
skala penilaian.
Obeservasi
Observasi adalah suatu
pengamatan dan memberikan perhatian terhadap suatu objek tertentu. Observasi
sebagai alat evaluasi hasil belajar peserta didik adalah pengamatan terhadap
perubahan tingksh lsku peserta didik sebagai akibat dari adanya proses belajar.
Agar observasi ini mencapai
sasaran sebagaimana yang dimaksudkan, maka hendaknya dibatasi wilayahnya dengan
menggunakan format observasi. Dengan menggunakan format evaluasilah, observer(orang yang mengobservasi) dan
mencatat hal penting selama proses observasi berlangsung. Dalam mencatat
hendaknya observer mencatat apa saja yang dilihat, dan bukannya mencatat apa
yang dipikirkan. Sebab, dengan cara demikianlah, maka ia akan mendapatkan
gambaran utuh mengenai apa yang diobservasi.
Wawancara
Wawancara adalah pengajuan
pertanyaan-pertanyaan oleh seseorang kepada orang lain kepada orang lain dengan
maksud mendapatkan informasi mengenai sesuatu hal. Wawancara terstruktur adalah
wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara. Artinya, apa yang ditanyakan
sebelumnya secara tertulis.
Sebaliknya, wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya tidak mempersiapkan hal-hal yang
akan dipertanyakan. Karena tidak mempersiapkan sebelumnya, maka jenis wawancara
demikian tidak menggunakan pedoman wawancara.
Wawancara juga dapat
dilakukan secara tertulis dan lisan. Wawancara tertulis adalah suatu wawancara
yang pertanyaan-pertanyaannya diajukan secara tertulis dan dijawab secara
tertulis juga. Sebaliknya wawancara secara lisan adalah pertanyaan diajukan
secara lisan dan dijawab secara lisan pula. Meskipun demikian, dalam praktiknya wawancara
dapat dilakukan dengan mengkombinasikan diantara diantara keduanya: lisan dan
tertulis. Tidak jarang pertanyaan diajukan secara tertulis tetapi jawabannya
diberikan secara lisan.
Angket
Angket adalah suatu
instrumen yang berisi daftar pertanyaan
yang ditujukan kepada responden dengan maksud agar responden memberikan
jawaban, informasi dan keterangan sebagaimana yang dikehendaki oleh pembuat
angket. Angket dapat dibedakan atas angket tertutup dan terbuka.
Angket tertutup adalah
angket yang berisi daftar pertanyaan dan sudah disediakan jawabannya. Pada
angket demikian, responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan.
Sebaliknya angket terbuka, adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang
diberikan kepada responden dengan maksud agar responden memberikan jawaban
jawaban secara bebas. Dengan perkataan lain, angket tertutup meminta jawaban
secara konfirmatoris; sedangkan angket terbuka meminta jawaban secara
eksploratif.
Sosiometri
Sosiometri adalah suatu
metode yang dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan responden didalam
kelompoknya. Bagaimana pola-pola hubungan yang dibangun oleh responden di dalam
kelompoknya, dapat diketahui melalui teknik sosiometri ini.
Pada teknik sosiometri ini,
ditanyakan kepada seseorang; siapa saja secara berturut yang dipilih dalam
banyak situasi. Urutan demikian, berdasarkan yang disukai dan tidak disukai.
Dengan demikian, dan dapat diketahui kemungkinan baiknya kerja sama yang baik
diantara mereka.
Hasil pilihan seseorang terhadap orang tertentu
didalam kelompok tersebut dimasukkan kedalam diagram yang disebut sosiogram.
Dari tabel sosiogram akan diketahui, peserta didik mana yang banyak dipilih
oleh banyak temannya; dan diketahui juga, peserta didik mana yang tidak dipilih
sama sekali oleh temannya.
Skala Penilaian
Skala penilaian atau rating scale adalah suatu daftar
pertanyaan yang dipergunakan sebagai pelengkap observasi untuk menjelaskan,
menggolongkan dengan menilai peserta didik dalam suatu situasi. Apabila skala
tersebut sekedar dipergunakan untuk menjelaskan dan menggolongkan disebut
sebagai inventory atau self-report-form; akan tetapi jika
dipergunakan untuk menilai disebut dengan skala sikap.
5. Kriteria Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Ada 2 kriteria penilaian atau evaluasi peserta
didik, di antara lain :
·
Kriteria Acuan Patokan
Penilaian acuan patokan (PAP) biasanya disebut juga criterion
evaluation merupakan pengukuran yang menggunakan acuan yang berbeda. Dalam
pengukuran ini siswa dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan
terlebih dahulu dalam tujuan instruksional, bukan dengan penampilan siswa yang
lain. Keberhasilan dalam prosedur acuan patokan tegantung pada penguasaaan
materi atas kriteria yang telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna
mendukung tujuan instruksional .
·
Kriteria Acuan Normatif
PAN adalah Nilai sekelompok peserta didik (siswa) dalam suatu
proses pembelajaran didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok itu. Artinya
pemberian nilai mengacu pada perolehan nilai di kelompok itu.
6. Tindak Lanjut Evaluasi Hasil
Belajar Peserta Didik
Setelah Evaluasi maka akan dilanjutkan dengan tindak
lanjut evaluasi, tindak lanjut itu sendiri ada bermacam-macam, tergantung dari
apa tujuan dan hasil dari evaluasi tersebut. Adapun beberapa tindak lanjut
sebagai berikut :
·
Mengadakan Pengayaan
Pengayaan perlu dilakukan
meskipun materi pelajaran sudah dipahami sepenuhnya. Ini agar peserta didik
dapat lebih kaya pengetahuannya dan tidak cepat dilupakan. Apalagi peserta
didik yang belum paham, tentu saja wajib diberi pengayaan agar materi yang
sebelumnya bisa dipahami.
·
Remedi
Remedi dapat diberikan
dengan 2 cara, baik secara kelompok maupun individual. Remedi kelompok,
dilakukan apabila kasusnya adalah kasus kelompok. Sebaliknya, remedi diberikan
secara individual apabila kasusnya adalah kasus individual
·
Mengulang Pelajarana
Penyajian pelajaran perlu
diulangi, jika peserta didik sebagian besar belum paham berdasarkan hasil
evaluasi. Sebab kalau tidak, dikhawatirkan menyulitkan peserta didik pada
materi-materi berikutnya
·
Mengadakan Kenaikan atau Kelulusan
Hal ini juga sangat penting,
dari hasil evaluasi akan dapat diketahui mana peserta didik yang layak dinaikan
atau diluluskan dan sebaliknya
·
Pelaporan
Pelaporan hasil evaluasi,
dapat dilakukan oleh guru kepada peserta didik sendiri, kepala sekolah, dan
orang tua. Hal ini juga dimaksudkan agar peserta didik mendapat umpan balik
mengenai hasil belajarnya
BAB III
PENUTUP
Demikianlah hasil makalah penulis, semoga apa yang telah
dimuat dalam makalah dapat dipahami mengenai hal-hal yang meliputi Evaluasi
Hasil Belajar Peserta Didik dan juga semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembacanya, mohon maaf atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan dari
makalah ini karena yang sempurna hanyalah milik Tuhan yang Maha Esa.
DAFTAR PUSTAKA
Imron, Ali.
2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis
Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
https://junartiumk.wordpress.com/2014/06/23/penilainan-acuan-patokan-dan-penilaian-acuan-normative/
Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Reviewed by -
on
16.30
Rating:
Tidak ada komentar: